Nostalgia "Skripsi-an"



Jatinangor, 21 Januari 2017 | 11.04 PM

Selamat malam the people of the world!
Setelah sebelumnya gue menyatakan diri sebagai mahasiswa yang sedang sibuk dengan kegiatan organisasi, tugas kuliah, dan UAS, kini status gue berubah menjadi mahasiswa pengejar wisuda yang sedang sibuk dengan revisi skripsi, baca referensi, bolak balik perpustakaan, bongkar-bongkar skripsi orang, download-download jurnal, dan movie marathon seharian.

Inikah rasanya bikin skripsi? 
Kalo kata lagu, jatuh cinta berjuta rasanya, gue rasa bikin skripsi juga gitu "berjuta rasanya". 
Akhirnya gue bisa bilang "Pantesan dulu liat senior kayanya pusing banget ngurusin beginian, ternyata gini toh rasanya." Hmm.. skripsi, "the sweetest moment" yang gue alami dalam proses menyelesaikan study. 
Sampai dengan sejauh ini, kendala yang paling gue rasakan saat melakukan kegiatan yang namanya "skripsi-an" adalah godaan kemalasan yang luar biasa dahsyat. 
Ceritanya gue udah buka laptop dari pagi buta, saat mata mulai terbuka dan ayam berkokok tanda matahari akan segera tiba. Lalu hasilnya apa?
[Ekspektasi] "Gue bisa menyelesaikan minimal satu bab selama seharian ini".
[Realita] "sampai dengan pukul 11.20 PM gue baru menyelesaikan tidak lebih dari tiga paragraf saja".
Dimana letak kesalahannya?
Salah gue sih bukanya medsos mulu.
Salah gue sih nontonin youtube mulu.
Salah gue sih nontonin film mulu.
Iya, gue yang salah. 

Maafin aku mah pak, anakmu yang selama ini cuma bisanya nelpon dan laporan kalo uang jajan dan perbekalan di kostan udah abis, tapi giliran disuruh skripsian nunda-nundanya kelewatan.
Maafin aku mah pak, anakmu ini yang keseringan ngeluh tapi giliran disuruh revisian kerjaannya malah leyeh-leyeh tiduran.
Maafin aku mah pak, yang sebenarnya tahu kalo nunda bimbingan dan nunda ngerjain revisian bisa menunda juga ngasih undangan wisuda buat mamah sama bapak, tapi tetap aja dilakukan.


Evinervin

Mari berdiskusi, bertukar pemikiran untuk saling menggenapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar