Tugas Ospek : Surat Cinta dan Benci


Malem ini gue termenung, meratapi nasib yang selalu dihempas dengan tugas kuliah yang datang tiada henti. Stop!!! Baru nulis satu kalimat kata-katanya udah mulai ngelantur.

Baiklah, malem ini gue pengen share sesuatu yang sebenernya gak begitu penting dan gak menarik juga sih. Apakah itu???

Taraaaa............ gue mau share tentang pengalam ospek yang begitu MENYENANGKAN,  inget ya MENYENANGKAN. Tapi tunggu dulu, tiba-tiba gue bingung, apa yang mau di share? Arrgggghhhh... begitu banyak pengalaman yang gue dapet saat ospek, gak mungkin bisa semuanya diceritain disini. -__-"

Okelah, kalo gitu ambil cerita yang paling klasik dan pasti semunya pernah merasakan. Mau tahu apa itu? yaaa! bener banget. pengalaman bikin surat cinta dan surat benci buat senior.

Surat cinta? jujur, gue bingung banget pas dikasi tugas buat bikin surat cinta. Bukan karena tugasnya susah atau apa, tapi karena gue bingung itu surat mau di kasih ke siapa. Mendadak gue lupa nama-nama senior cowok di kampus *jelas aja, mereka juga belum ngenalin diri*. Otak gue terus berputar, hendak dikirim kepada siapakah surat cintaku itu? Ahhh~ akhirnya karena gak kepikiran gue tulis aja ciri-ciri orangnya, tapi tahu apa yang terjadi? ciri-ciri yang gue tulis ternyata terlalu umum dan sama sekali gak mengarah pada seseorang. banyangin aja, di surat gue nulis gini, untuk kakak yang berkacamata, rapih, dan gak banyak bicara, yahhh senior yang kaya gitu ternyata banyak. Tapi akhirnya, okelah gapapa, karena emang gue gak niat ngasih surat cinta itu khusus ke satu orang.
mau tau surat cintanya kaya apa? nihh baca.


Teruntuk kakak yang berkacamata, rapih dan tidak banyak bicara.

Kak, kakak tahu kan kalo saya dikasih tugas buat bikin surat cinta? Entah mengapa, dari sekian banyak orang yang saya kenal, saya lebih memilih untuk mengirimkan surat cinta ini pada kakak. Jujur saja, saya belum mengetahui siapa nama kakak, saya juga belum sekalipun berbicara dengan kakak, hanya saja sikap kakak yang cenderung diam dan tidak banyak bicara juga wajah kakak yang terlihat tenang dan berwibawa terus saja memaksa mata saya untuk manatap ke arah dimana kakak berada. Sekuat apapun saya berusaha untuk memalingkan muka, tapi tetap saja pada akhirnya mata ini akan tertuju pada satu titik tepat dimana kakak berdiri. mungkin kakak tidak akan tahu dan tidak menyadarinya, tapi itu bukan masalah bagi saya, karena bisa melihat kakak walau hanya dari kejauhan rasanya sudah cukup membahagiakan.

Kak, kakak tahu  ini adalah surat cinta. Tapi sungguh, ini bukan ditulis karena cinta. Andai saja tidak pernah ada yang memberi tugas untuk membuat surat semacam ini, saya pastikan kertas dengan tulisan aneh seperti ini tidak akan pernah sampai ke tangan kakak. Tapi ya sudahlah, anggap saja kalau hari ini kakak sedang tidak beruntung karena harus berlama-lama membaca surat cinta ini. Untuk kakak yang sejak tadi sudah setia membaca surat ini dari awal baris pertama, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih, karena kakak telah bersedia membaca tulisan yang isinya bohong belaka.

wasalam



haha begitulah isi suratnya, dan sampai saat ini gue gak tahu itu surat nyampenya ke tangan siapa.

Dan satu lagi adalah surat benci. satu hal yang menarik saat bikin surat benci adalah keinginan untuk meluapkan semua kekesalan yang tidak tersampaikan. wuihhh kesannya jadi gimana gituuu... ehhh tapi ujung-ujungnya tetep aja gak berani. maklumlah ya, kita kan masih maba.

Suratnya ekstrem banget, pake amplop hitam yang ada gambar tengkoraknya *gak deng bohong*.
Gini isinya.


Untuk kakak yang berteriak keras tepat ditelinga saya.

Kak, ini adalah surat benci yang sengaja saya kirim khusus untuk kakak. Kakak tahu kenapa saya mengirimkan surat ini? karena benci? Bukan, tapi justru saya ingin berterima kasih kepada kakak.

Kak, masih ingat beberapa hari yang lalu kakak sempat berteriak atau lebih tepatnya membentak saya tepat ditelinga? Ahhh~ rasanya mungkin kakak sudah lupa. Tapi saya masih ingat benar, dan rasanya itu tidak enak. Telinga saya langsung berdenging. Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin saya sampaikan.

Emhhh, saya bingung mau nulis apa, tapi yang pasti saya ingin berterima kasih kepada kakak yang telah memberikan pelajaran berharga dibalik teriakan kerasnya.

Kakak mau tahu pelajaran apa yang saya dapatkan? bukan, bukan matematika atau fisika. Tapi pelajaran untuk TIDAK berteriak atau membentak orang lain karena itu sangat tidak menyenangkan. Itu saja, dan terima kasih. ehh satu lagi, suara kakak itu merdu, asalkan kalo ngomong gak usah teriak-teriak. :D

Wasalam


Ahhh~ itulah salah satu tugas wajib waktu ospek. Buat yang bentar lagi mau jadi mahasiswa, siap-siap nanti pasti bakalan dapet tugas kaya gini. Tapi kalo dipikir-pikir, inilah tugas yang paling gampang waktu ospek, gak perlu berpikir keras, asal nulis juga jadi hahaha. 





Evinervin

Mari berdiskusi, bertukar pemikiran untuk saling menggenapkan.

4 komentar: